September Ceria
Aku dilamar...
13 September 2012
di pucuk kemarau panjang
yang bersinar menyakitkan
kau datang menghantar
berjuta kesejukan
kasih ..
kau beri udara untuk nafasku
kau beri warna bagi kelabu jiwaku
tatkala butiran hujan
mengusik impian semu
kau hadir di sini
di batas kerinduanku
kasih ..
kau singkap tirai kabut di hatiku
kau isi harapan baru untuk menyongsong
harapan bersama
september ceria .. september ceria ..
september ceria .. september ceria ..
milik kita bersama
ketika rembulan bersinar
di hamparan citra biru
kutatap sebersit isyarat dimatamu
kasih ..
kau sibak sepi di sanubariku
kau bawa dku berani dalam asmara
dan mendamba bahagia
september ceria .. september ceria ..
september ceria .. september ceria ..
milik kita bersama
The Special Day of 13th September 2012
Seperti biasa… alarm Hp ku bunyi tepat menunjukkan pukul lima pagi. Dii Kamis dini
hari ini, saya terbangun dari alam bawah sadarku sebelum sang mentari menyembul
ke permukaan bumi, beberapa hari sebelumnya bilamana selesai menunaikan sholat
shubuh saya lanjutkan dengan jalan-jalan pagi menyusuri jalan perkotaan Semarang…, berhubung ada rencana mau pulang
kampung, kegiatan tersebut kutiadakan, saya menggantinya dengan kegiatan
‘bersih-bersih’.
Tadinya saya mau pulang kampung lebih awal sekitar jam sepuluhan pagi. Namun kegiatan ‘cuci-mencuci ‘ ku baru kelar sekitar
jam sembilanan pagi. Saya harus ke Bank untuk kliring pembayaran bill nya
customer dari perusahaan tempat saya bekerja, dan saya transfer pembayarannya ke
rekening kantor pusat, maka urusan transfer menstransfer
harus saya selesaikan terlebih dahulu, baru setelah pukul sebelas siang
urusan clear, tapi waktu adzan dhuhur tinggal sejam lagi, so…daripada
nanti kehabisan waktu dhuhur saat perjalanan di Jalan, maka saya sengaja
menanti adzan dhuhur dan menunaikan sholat dhuhur begitu adzan dhuhur sudah
berkumandang.
Sekitar jam dua belas
lewat sepuluh menit, saya sudah siap meninggalkan kamar kos ku yang paling
nyaman sedunia. Eiiiitssss…..sebelum kaki melangkah, ku jepretkan digicam tuk mengcopy wajahku yang masih
imut-imut and kelihatan unyu-unyu
banget hehehe…, jepret sana…jepret sini…berpose laiknya foto model,
so selain berperan sebagai fotografer juga berperan sebagai foto model dadakan
hehehe…narsis pake banget….hehehe…
Sudah puas jeprat jepret, siap get out dari rumah. Jaket coklat kotak-kotak hadiah ultah dari Mbak
Ning saya kenakan, kupakai penutup kepala hitam rajutan, dan kacamata hitam
sudah menutupi kedua mataku. Headset
sudah terpasang di kedua telinga tuk mendengarkan musik dari radio yang ada di
Hp Bacaan basmallah dan doa hendak bepergian saya lafalkan kepada Yang
Maha Rahman, agar diberikan keselamatan dan kelancaran dalam perjalanan pulang.
Tas punggung besar sudah melekat erat di punggung, dan sebakul klengkeng saya jinjing dengan
kedua tangan, Kuayunkan langkah kaki menyusuri
Jalan Pekunden Utara. Biasanya saya jalan kaki dari kos sampai pangkal
Jalan Pekunden Utara tepat persimpangan dengan Jalan Pandanaran, kemudian naik angkot
No 08 atau No 09 menuju Simpang Lima. Berhubung
tadi pagi tidak olah raga, maka saya niatkan untuk jalan kaki sampai di sebelah
utara Simpang Lima
tempat biasa saya menanti kedatangan bis jurusan Terboyo.
Udara terasa panas, matahari terasa menyengat, keringat
membasahi T-Shirt, wajahku bermandikan keringat, sesekali kuseka dengan
tissue yang sudah kusiapkan di saku jaket, tenggorokan terasa kering…, sengaja
tidak membawa gembes isi air, karena di
hari ini pula saya sudah berniat untuk menyahur puasa ramadhan bulan kemarin…,
so Tetap Semangat!!! InsyaAllah diberikan kekuatan menjalankan ibadah sampai
adzan magrib berkumandang.
Sepanjang perjalanan ada beberapa orang yang memperhatikan,
sesekali saya sapa mereka, kaki tetap focus melangkah sampai tujuan.
Setengah jam saya menunggu bus jurusan Terboyo, pukul setengah dua akhirnya ada
bis jurusan Terboyo lewat, berhenti dan
menghampiriku.
Bismillaahirrahmaanirrohiim…saya
naik dan duduk di Jok kursi nomor dua, lucunya kursi yang saya duduki lebih tinggi dan menghadap ke samping, seperti pada bus trans yang menghadap ke samping
bukan ke depan. So…sesekali saya memandang ke penumpang lain yang tampak kepanasan dan keringatan.
Sesampai Terminal Terboyo, saya menuju peron, dan
berjalan ke arah bis ekonomi Jalur semarang-Surabaya. Dalam perjalananku yang
tergesa-gesa, saya dikejutkan seorang bapak yang duduk di depan warung yang saya lintasi, dan Bapaknya bilang:
“Mbak…, mbak…, Risluiting celananya mbukak mbak…,”
Jawabku: “Apa Pak?”
Ups…spontan saya tutupi risluiting Jeansku dengan jinjingan,
sambil menahan malu, tetap kuayunkan langkah menuju lokasi ‘ngetem’nya bis. Sambil membetulkan
resluiting, saya bergumam dalam hati, “Untung-untung…saya pake celana lagging
so tetep gak kelihatan hehehe…”.
Di saat itu pula bis Sinar
Mandiri barusan ready dan siap diserbu penumpang. Tanpa pake acara
istirahat, saya langsung naik bis dan duduk di bangku paling depan belakangnya pak
kondektur. Saya bersebelahan dengan
seorang Ibu asal Juwono yang barusan pergi jenguk ortunya di Pekalongan.
Namanya Bu Amelia, Sepanjang perjalanan kami mengobrol. Beliau banyak bercerita
mengenai keluarga Beliau. Dari cerita yang saya dengar, Keluarganya tampak
harmonis dan bahagia. Yang paling mengesankan, bahwa semua anaknya, walaupun laki-laki, keduanya nurut, pinter
dan sayang sama orang tua. Dan Alhamdulillah semuanya berhasil baik dalam menempuh pendidikan maupun
kariernya. Sungguh beruntung mempunyai
keluarga seperti Beliau. Dari perbincangan tersebut saya banyak mengambil
pelajaran. Terutama dalam mendidik anak dan juga pengetahuan mengenai pembuatan
tandon air hujan yang bisa dimanfaatkan
untuk kebutuhan cuci,masak,minum. Bukan
hanya bermanfaat untuk diri sendiri, tapi juga bermanfaat untuk tetangga
sekitar yang kekurangan air saat kemarau menjelang.
Saya sempat bertanya kepada Ibu Amelia, “Bagaimana caranya dalam
mendidik anak Bu??? “.
Bu Amelia menjawab: “ Sedari kecil saya didik sendiri mbak…,
tidak pakai baby sister. terus semasa kecil pendidikan agama juga
diutamakan, karena agama adalah dasar untuk membentuk watak dan kepribadian anak, kalau sedari kecil
sudah diperkenalkan tentang agama insyaAllah dewasanya menjadi baik.
Saya tadinya bekerja di perusahaan garment
sebagai Kepala PPIC ,tapi begitu hamil tiga bulan masa
kehamilan sering mual-mual, akhirnya berhenti bekerja, begitu selesai cuti
melahirkan mau bekerja lagi, nggak ada yang menjaga anak. Sehingga akhirnya kebablasan sampai anak yang kedua lahir.
Tapi saya bersyukur dibalik itu ada hikmahnya, saya bisa lebih focus
mendidik anak, dan Alhamdulillah anak-anak saya nurut dan sayang, bahkan lebih
dekat dengan saya ketimbang bapaknya”.
Sinar Mandiri, bus jurusan Semarang-Surabaya ini
terkenal cepat. Naik bis kelas ekonomi it’s
ok…, Biar sedikit panas yang penting murah, cepat dan tentunya
selamat. Sopirnya muda dan Extra Jos.
Ups…dalam mengemudikan bus penuh semangat dan
pandai mencari jalan pintas…, so yang tadinya harusnya macet lama, dengan
kelihaiannya bisa sampai Lasem tepat waktu, tiga setengah jam
perjalanan menghantarkanku kembali
pulang dengan selamat. Alhamdulillaah…Thanks Pak sopir…
Sesampai di Lasem, waktu menunjukkan setengah enam,
astaghfirullaah…, saya belum menunaikan sholat asyar, dengan terburu-buru saya
menuju Masjid Jami’ Lasem yang berada diseberang jalan. Maksud hati ingin mengerjakan sholat asyar, tapi baru
selesai wudhu, adzan maghrib sudah berkumandang, Astaghfirullaah…Mohon ampun
atas keterlambatan hamba dalam memenuhi kewajibanMu ya Rabb…
Adikku Mawa, sudah menanti di depan masjid, saya ajak sholat
magrib sekalian tidak mau, berhubung batal wudhu, dan kuatir kalau keluarga
sudah menanti akhirnya kami cabut pulang…
Yang bikin ketawa, saya mencolek seseorang yang saya kira adalah Mawa, ternyata salah
orang…, waktu saya tatap mukanya
ternyata bukan…wajahku merona disaksikan
banyak orang di serambi masjid hehehe…
Sesampai di rumah, saya kecup tangan Bapak, Ibu sedang
sholat Magrib, dan saya langsung menuju Kulkas, beberapa irisan buah semangka
yang ada di dalam kulkas saya sikat, teguk demi teguk air putih membasahi kerongkongan yang sedari tadi
kering kerontang. Alhamdulillaah…hilang sudah rasa dahagaku. Buka puasa saya
nikmati setelah selesai menjalankan sholat Magrib.
Aku
Dilamar…
Malam itu juga, Kamis malam 13 September 2012 atau tepatnya
malam Jum’at, dalam penanggalan Kalender Hijaiyah sudah memasuki tanggal 27
Syawal 1433H, adalah malam special dalam hidupku. Baru kali ini saya bakal
kedatangan tamu yang memang special kedatangannya khusus diperuntukkan
untuk merencanakan ‘sesuatu’ yang dapat mengubah kehidupanku di masa
yang akan datang.
Perwakilan dari saudara bapak, baik Pak Lek, Bu Lek maupun
Mbah Lek, sudah duduk manis di tempat nya masing-masing. Jam sudah menunjukkan
pukul delapan malam, tapi tamu istimewa yang bakal bertandang ke rumah belum kunjung datang. Setengah jam
kemudian terdengar deru mesin kendaraan
berhenti di halaman rumah. Keluarlah Lima lelaki dan tiga wanita dari balik
pintu mobil kijang biru sambil membawa hantaran lamaran.
Mas HD, sebagai pihak pelamar tidak bisa turut serta dalam prosesi acara lamaran, keberadaan Beliau beserta Ibunda tercinta nan jauh di Papua. Sehingga acara prosesi lamaran pun cukup diwakilkan dari kerabat terdekat diiringi kedua sahabat terbaiknya.
Ucapan salam mereka disambut baik oleh pihak keluarga dan
kerabat saya, mereka duduk di tempat yang sudah disediakan, di mana tamu lelaki
dan wanita duduk terpisah. Tanpa ada basa basi acara pun segera dimulai.
Lamaran By Handphone
Di pertengahan acara, Hp kubunyikan, sengaja saya
menghubungi Mas HD yang juga ingin mendengar langsung proses acara lamaran tersebut. Mas Hadi dan Ibundanya
sempat berkomunikasi dengan keluarga dari kedua belah pihak. Dan Mbah NarD
sebagai wakil dari Mas HD memimpin berlangsungnya acara lamaran
tersebut. Hemmm….ternyata jaman memang
sudah modern…, so acara lamaran pun bisa disambung dengan pesawat telepon
hehehe…
Sebuah cincin emas disematkan ke dalam jari manisku yang
sebelah kanan. Kemurnian emas yang terkandung di dalamnya merupakan symbol
kemurnian cinta sang kekasih yang bersumber pada kemurnian cinta pada Ilahi
Robbi.
Lho kok yang menyematkan cincin Mbah ND?
Jadinya yang Nglamar Siapa??? Masak Mbah mbah??? hehehe...
Eiiitsss...Jangan salah paham, Mbah ND cuma mewakili ponakannya yang gak bisa hadir di acara lamaran tersebut.
So..., Siapakah pelamar sesungguhnya???
Ini Dia..., Mas HD, Pangeran dari negeri Papua...
Mbah NarD : "Waaaah..., kok jadi pengen menangis begini ya???
Bapak : "Jangan bersedih lah Mbah..., gitu aja sampai menangis..., Bersyukur tho Mbah..., Alhamdulillah...Allah yang mempersatukan hati mereka, ponakanmu sudah menemukan jodoh, itu juga yang mengenalkan ponakanmu dan anakku kan Sampeyan juga tho Mbah..., Sampeyan dan saya bisa jadi Besanan lha rak iyo..., wis...dari pada bersedih...sini makan sate sama saya..."
Mbah NarD : "Saya bukannya sedih pak..., Saya terharu...karena...Ponakanku yang paling guanteng sedunia sudah mau menikah, dari dulu tak kenalkan siapa saja selalu ditolak..., e...e...e..., Lha kok Ndelalah...Ing Ngersane Gusti Allah, tak kenalke anake Sampeyan lha kok cocok, dadi Jodone..., Semua itu Allah yang telah menjodohkan..., Alhamdulillaah..."
Bapak : "Jangan bersedih lah Mbah..., gitu aja sampai menangis..., Bersyukur tho Mbah..., Alhamdulillah...Allah yang mempersatukan hati mereka, ponakanmu sudah menemukan jodoh, itu juga yang mengenalkan ponakanmu dan anakku kan Sampeyan juga tho Mbah..., Sampeyan dan saya bisa jadi Besanan lha rak iyo..., wis...dari pada bersedih...sini makan sate sama saya..."
Mbah NarD : "Saya bukannya sedih pak..., Saya terharu...karena...Ponakanku yang paling guanteng sedunia sudah mau menikah, dari dulu tak kenalkan siapa saja selalu ditolak..., e...e...e..., Lha kok Ndelalah...Ing Ngersane Gusti Allah, tak kenalke anake Sampeyan lha kok cocok, dadi Jodone..., Semua itu Allah yang telah menjodohkan..., Alhamdulillaah..."
Dengan niat tulus ibadah kepada Ilahi Robbi, mengikuti sunah
Rasul, penentuan acara akad Nikah insyaAllah digelar pada tanggal 23 Desember
2012, yaitu tanggal 09 Bulan Safar 1433H. pukul 09 Waktu Indonesia Bagian
Barat. Semoga Allah memudahkan dan
melancarkan apa yang menjadi hajat dari kedua keluarga. Amiin…amiin…amiin… ya
Rabbal Aalamiin….
Thanks ya Rabb…
Dengan ridhoMu kuberikan separuh hatiku kepada seorang
kekasih yang Juga MengasihiMu
Dan dengan ridhoMu pula taqdirnya dan taqdirku Kau
persatukan dalam satu Cinta,
yaitu Cinta menuju Cinta sang Pemilik Cinta Sejati (Ilahi Rabbi)
To be continued…===> My Wedding
0 comments:
Posting Komentar