Pasang Iklan

Pasang Iklan
Home » » September Ceria

September Ceria

Written By Sista Nana on Jumat, 13 Mei 2016 | 19.58.00

   September Ceria


Aku dilamar...
13 September 2012

  



                                                           di pucuk kemarau panjang
                                                           yang bersinar menyakitkan
                                                           kau datang menghantar
                                                           berjuta kesejukan

                                                           kasih ..
                                                           kau beri udara untuk nafasku
                                                           kau beri warna bagi kelabu jiwaku

                                                          tatkala butiran hujan
                                                          mengusik impian semu
                                                          kau hadir di sini
                                                          di batas kerinduanku

                                                          kasih ..
                                                          kau singkap tirai kabut di hatiku
                                                          kau isi harapan baru untuk menyongsong
                                                          harapan bersama

                                                          september ceria .. september ceria ..
                                                          september ceria .. september ceria ..
                                                          milik kita bersama

                                                          ketika rembulan bersinar
                                                         di hamparan citra biru
                                                          kutatap sebersit isyarat dimatamu

                                                          kasih ..
                                                          kau sibak sepi di sanubariku
                                                          kau bawa dku berani dalam asmara
                                                          dan mendamba bahagia

                                                          september ceria .. september ceria ..
                                                          september ceria .. september ceria ..
                                                          milik kita bersama



The Special  Day of  13th September 2012

Seperti biasa… alarm Hp ku bunyi tepat menunjukkan pukul lima pagi. Dii Kamis dini hari ini, saya terbangun dari alam bawah sadarku sebelum sang mentari menyembul ke permukaan bumi, beberapa hari sebelumnya bilamana selesai menunaikan sholat shubuh saya lanjutkan dengan jalan-jalan pagi menyusuri  jalan perkotaan Semarang…, berhubung ada rencana mau pulang kampung, kegiatan tersebut kutiadakan, saya menggantinya dengan kegiatan ‘bersih-bersih’.

Tadinya saya mau pulang kampung lebih awal sekitar  jam sepuluhan pagi. Namun kegiatan  ‘cuci-mencuci ‘ ku baru kelar sekitar jam sembilanan pagi. Saya harus ke Bank untuk kliring pembayaran bill nya customer dari perusahaan tempat saya bekerja, dan saya transfer pembayarannya ke rekening kantor pusat, maka urusan transfer  menstransfer  harus saya selesaikan terlebih dahulu, baru setelah pukul sebelas siang urusan clear, tapi waktu adzan dhuhur tinggal sejam lagi, so…daripada nanti kehabisan waktu dhuhur saat perjalanan di Jalan, maka saya sengaja menanti adzan dhuhur dan menunaikan sholat dhuhur begitu adzan dhuhur sudah berkumandang.

Sekitar  jam dua belas lewat sepuluh menit, saya sudah siap meninggalkan kamar kos ku yang paling nyaman sedunia. Eiiiitssss…..sebelum kaki melangkah, ku jepretkan digicam tuk mengcopy wajahku yang masih imut-imut  and kelihatan unyu-unyu banget hehehe…,  jepret  sana…jepret sini…berpose laiknya foto model, so selain berperan sebagai fotografer juga berperan sebagai foto model dadakan hehehe…narsis pake banget….hehehe…



 

Sudah puas jeprat jepret, siap get out dari rumah. Jaket coklat kotak-kotak hadiah ultah dari Mbak Ning saya kenakan, kupakai penutup kepala hitam rajutan, dan kacamata hitam sudah menutupi  kedua mataku. Headset sudah terpasang di kedua telinga tuk mendengarkan musik dari radio yang ada di Hp Bacaan basmallah dan doa hendak bepergian saya lafalkan kepada Yang Maha Rahman, agar diberikan keselamatan dan kelancaran dalam perjalanan pulang.

Tas punggung besar sudah melekat erat di punggung,  dan sebakul klengkeng saya jinjing dengan kedua tangan, Kuayunkan langkah kaki menyusuri  Jalan Pekunden Utara. Biasanya saya jalan kaki dari kos sampai pangkal Jalan Pekunden Utara tepat persimpangan dengan Jalan Pandanaran, kemudian naik angkot No 08 atau No 09 menuju Simpang Lima. Berhubung  tadi pagi tidak olah raga, maka saya niatkan untuk jalan kaki sampai di sebelah utara Simpang Lima tempat biasa saya menanti kedatangan bis jurusan Terboyo.
Udara terasa panas, matahari terasa menyengat, keringat membasahi T-Shirt, wajahku bermandikan keringat, sesekali kuseka dengan tissue yang sudah kusiapkan di saku jaket, tenggorokan terasa kering…, sengaja tidak membawa gembes isi air, karena di hari ini pula saya sudah berniat untuk menyahur puasa ramadhan bulan kemarin…, so Tetap Semangat!!! InsyaAllah diberikan kekuatan menjalankan ibadah  sampai  adzan magrib berkumandang.

Sepanjang perjalanan ada beberapa orang yang memperhatikan, sesekali saya sapa mereka, kaki tetap focus melangkah sampai tujuan. Setengah jam saya menunggu bus jurusan Terboyo, pukul setengah dua akhirnya ada bis jurusan Terboyo lewat, berhenti  dan menghampiriku.  
Bismillaahirrahmaanirrohiim…saya naik dan duduk di Jok kursi nomor dua, lucunya kursi yang saya duduki  lebih tinggi dan menghadap ke  samping, seperti  pada bus trans yang menghadap ke samping bukan ke depan. So…sesekali saya memandang ke penumpang lain yang  tampak kepanasan dan keringatan.
Sesampai Terminal Terboyo, saya menuju peron, dan berjalan ke arah bis ekonomi Jalur semarang-Surabaya. Dalam perjalananku yang tergesa-gesa, saya dikejutkan seorang bapak yang duduk di depan warung  yang saya lintasi, dan Bapaknya bilang:

“Mbak…, mbak…, Risluiting celananya mbukak mbak…,”

Jawabku:  “Apa Pak?”

Ups…spontan saya tutupi risluiting Jeansku dengan jinjingan, sambil menahan malu, tetap kuayunkan langkah menuju lokasi ‘ngetem’nya bis. Sambil membetulkan resluiting, saya bergumam dalam hati, “Untung-untung…saya pake celana lagging so tetep gak kelihatan hehehe…”.

Di saat itu pula bis Sinar Mandiri barusan ready dan siap diserbu penumpang. Tanpa pake acara istirahat, saya langsung naik bis dan duduk di bangku paling depan belakangnya pak kondektur.  Saya bersebelahan dengan seorang Ibu asal Juwono yang barusan pergi jenguk ortunya di Pekalongan. Namanya Bu Amelia, Sepanjang perjalanan kami mengobrol. Beliau banyak bercerita mengenai keluarga Beliau. Dari cerita yang saya dengar, Keluarganya tampak harmonis dan bahagia. Yang paling mengesankan, bahwa semua anaknya,  walaupun laki-laki, keduanya nurut, pinter dan sayang sama orang tua. Dan Alhamdulillah semuanya berhasil  baik dalam menempuh pendidikan maupun kariernya. Sungguh  beruntung mempunyai keluarga seperti Beliau. Dari perbincangan tersebut saya banyak mengambil pelajaran. Terutama dalam mendidik anak dan juga pengetahuan mengenai pembuatan tandon air hujan  yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan  cuci,masak,minum. Bukan hanya bermanfaat untuk diri sendiri, tapi juga bermanfaat untuk tetangga sekitar yang kekurangan air saat kemarau menjelang.

Saya sempat bertanya kepada Ibu Amelia, “Bagaimana caranya dalam mendidik anak  Bu??? “.
Bu Amelia menjawab: “ Sedari kecil saya didik sendiri mbak…, tidak pakai baby sister. terus semasa kecil pendidikan agama juga diutamakan, karena agama adalah dasar untuk membentuk watak  dan kepribadian anak, kalau sedari kecil sudah diperkenalkan tentang agama insyaAllah dewasanya menjadi baik.
Saya tadinya bekerja di perusahaan garment sebagai  Kepala  PPIC ,tapi begitu hamil tiga bulan masa kehamilan sering mual-mual, akhirnya berhenti bekerja, begitu selesai cuti melahirkan mau bekerja lagi, nggak ada yang menjaga anak. Sehingga akhirnya kebablasan sampai anak yang kedua lahir. Tapi saya bersyukur dibalik itu ada hikmahnya, saya bisa lebih focus mendidik anak, dan Alhamdulillah anak-anak saya nurut dan sayang, bahkan lebih dekat dengan saya ketimbang bapaknya”.  

Sinar Mandiri, bus jurusan Semarang-Surabaya ini terkenal cepat. Naik bis kelas ekonomi  it’s ok…, Biar sedikit panas yang penting murah, cepat dan tentunya selamat.  Sopirnya  muda dan Extra Jos.
Ups…dalam mengemudikan bus penuh semangat dan pandai mencari jalan pintas…, so yang tadinya harusnya macet lama, dengan kelihaiannya bisa sampai Lasem tepat waktu, tiga setengah jam perjalanan  menghantarkanku kembali pulang dengan selamat. Alhamdulillaah…Thanks Pak sopir…
Sesampai di Lasem, waktu menunjukkan setengah enam, astaghfirullaah…, saya belum menunaikan sholat asyar, dengan terburu-buru saya menuju Masjid Jami’ Lasem yang berada diseberang jalan. Maksud hati  ingin mengerjakan sholat asyar, tapi baru selesai wudhu, adzan maghrib sudah berkumandang, Astaghfirullaah…Mohon ampun atas keterlambatan hamba dalam memenuhi kewajibanMu  ya Rabb…
Adikku Mawa, sudah menanti di depan masjid, saya ajak sholat magrib sekalian tidak mau, berhubung batal wudhu, dan kuatir kalau keluarga sudah menanti akhirnya kami cabut pulang…
Yang bikin ketawa, saya mencolek seseorang  yang saya kira adalah Mawa, ternyata salah orang…,  waktu saya tatap mukanya ternyata bukan…wajahku merona  disaksikan banyak orang di serambi masjid hehehe…

Sesampai di rumah, saya kecup tangan Bapak, Ibu sedang sholat Magrib, dan saya langsung menuju Kulkas, beberapa irisan buah semangka yang ada di dalam kulkas saya sikat, teguk demi teguk air  putih membasahi kerongkongan yang sedari tadi kering kerontang. Alhamdulillaah…hilang sudah rasa dahagaku. Buka puasa saya nikmati setelah selesai menjalankan sholat Magrib.

Aku Dilamar…
Malam itu juga, Kamis malam 13 September 2012 atau tepatnya malam Jum’at, dalam penanggalan Kalender Hijaiyah sudah memasuki tanggal 27 Syawal 1433H, adalah malam special dalam hidupku. Baru kali ini saya bakal kedatangan tamu yang memang special kedatangannya khusus diperuntukkan untuk merencanakan ‘sesuatu’ yang dapat mengubah kehidupanku di masa yang akan datang.
Perwakilan dari saudara bapak, baik Pak Lek, Bu Lek maupun Mbah Lek, sudah duduk manis di tempat nya masing-masing. Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam, tapi tamu istimewa yang bakal bertandang  ke rumah belum kunjung datang. Setengah jam kemudian  terdengar deru mesin kendaraan berhenti di halaman rumah. Keluarlah Lima lelaki dan tiga wanita dari balik pintu mobil kijang biru sambil membawa hantaran lamaran. 




 


Mas HD, sebagai pihak pelamar tidak bisa turut serta dalam prosesi acara lamaran, keberadaan Beliau beserta Ibunda tercinta nan jauh di Papua. Sehingga acara prosesi lamaran pun cukup diwakilkan dari kerabat terdekat diiringi kedua sahabat terbaiknya.
Ucapan salam mereka disambut baik oleh pihak keluarga dan kerabat saya, mereka duduk di tempat yang sudah disediakan, di mana tamu lelaki dan wanita duduk terpisah. Tanpa ada basa basi acara pun segera dimulai.




Lamaran By Handphone
Di pertengahan acara, Hp kubunyikan, sengaja saya menghubungi Mas HD yang juga ingin mendengar langsung proses acara  lamaran tersebut. Mas Hadi dan Ibundanya sempat berkomunikasi dengan keluarga dari kedua belah pihak. Dan Mbah NarD sebagai wakil dari Mas HD memimpin berlangsungnya acara lamaran tersebut.  Hemmm….ternyata jaman memang sudah modern…, so acara lamaran pun bisa disambung dengan pesawat telepon hehehe…
Sebuah cincin emas disematkan ke dalam jari manisku yang sebelah kanan. Kemurnian emas yang terkandung di dalamnya merupakan symbol kemurnian cinta sang kekasih yang bersumber pada kemurnian cinta pada Ilahi Robbi.

Lho kok yang menyematkan cincin  Mbah ND?
Jadinya yang Nglamar Siapa??? Masak Mbah mbah??? hehehe...
Eiiitsss...Jangan salah paham, Mbah ND cuma mewakili ponakannya yang gak bisa hadir di acara lamaran tersebut.

So..., Siapakah pelamar sesungguhnya???

 Ini Dia..., Mas HD, Pangeran dari negeri Papua...



 Mbah NarD : "Waaaah..., kok jadi pengen menangis begini ya??? 

Bapak  : "Jangan bersedih lah Mbah..., gitu aja sampai menangis..., Bersyukur tho Mbah..., Alhamdulillah...Allah yang mempersatukan hati mereka, ponakanmu sudah menemukan jodoh, itu juga yang mengenalkan ponakanmu dan anakku kan Sampeyan juga tho Mbah..., Sampeyan dan saya bisa jadi Besanan lha rak iyo..., wis...dari pada bersedih...sini makan sate sama saya..."

Mbah NarD : "Saya bukannya sedih pak..., Saya terharu...karena...Ponakanku yang paling guanteng sedunia sudah mau menikah, dari dulu tak kenalkan siapa saja selalu ditolak..., e...e...e..., Lha kok Ndelalah...Ing Ngersane Gusti Allah, tak kenalke anake Sampeyan lha kok cocok, dadi Jodone..., Semua itu Allah yang telah menjodohkan..., Alhamdulillaah..."

Dengan niat tulus ibadah kepada Ilahi Robbi, mengikuti sunah Rasul, penentuan acara akad Nikah insyaAllah digelar pada tanggal 23 Desember 2012, yaitu tanggal 09 Bulan Safar 1433H. pukul 09 Waktu Indonesia Bagian Barat.  Semoga Allah memudahkan dan melancarkan apa yang menjadi hajat dari kedua keluarga. Amiin…amiin…amiin… ya Rabbal Aalamiin…. 

Thanks ya Rabb…


Dengan ridhoMu kuberikan separuh hatiku kepada seorang kekasih yang Juga MengasihiMu
Dan dengan ridhoMu pula taqdirnya dan taqdirku Kau persatukan dalam satu Cinta,
yaitu Cinta menuju Cinta sang Pemilik Cinta Sejati (Ilahi Rabbi)

 To be continued…===> My Wedding
 


0 comments:

Posting Komentar

iklan

iklan

iklan

iklan

iklan

iklan

Popular Posts

Space Iklan

Space Iklan